Sering mahasiswa merasa aneh dengan praktek microteaching yang kita lakukan. Bahkan terkadang mahasiswa mungkin berpikir bahwa ‘microteaching will give us less benefit’.  Benarkah?

Seorang trainer arung jeram akan memberikan beberapa hal secara urut: 1. Trainer akan memberikan materi yang bersifat teoritis pada para kadetnya dan memastikan bahwa teori-teori tersebut sudah masuk dalam diri kadet secara kognitif, hingga mungkin sang kadet akan berpikir…’huh….aku di sini bukan untuk belajar teori mendayung’.

2. Selanjutnya trainer akan memberikan materi praktek mendayung secara ‘simulasi’ hingga sang kadet mempunyai reflek yang memadai ketika misalnya ada simulasi instruksi ‘belok kiri’….’perlambat perahu’ akan direspon dengan penguasaan psikomotornya para kadet secara spontan tanpa keliru. Kerjasama kelompok kadet dalam bersimulasi mengemudikan perahu merupakan cerminan afeksi yang juga harus dibekalkan. Pada praktek simulasi ini mungkin para kadet akan berpikir ‘ huh…seperti permainan anak kecil’

3. Trainer mulai menerjunkan kadet yang mantap penguasaan kognitif, psikomotor dan afektinya…itupun pasti berjenjang menurut tingkat kesulitan jeramnya. Pengalaman dan jam terbang kemudian yang akan mematangkan kemampuan sang kadet. Sang kadet pun akhirnya sadar bahwa proses-proses yang membosankan tersebut telah berbuah manis. Dan anda akan berpikir, jika proses training tidak dikawal dengan baik resikonya adalah…maut.

Pernahkah berpikir bahwa pada profesi guru, proses yang tidak dikawal baik juga akan berujung maut?…..maut pada generasi lebih dahsyat daripada maut pada individu….

Nikmatilah sebuah ‘proses’ bernama microteaching dan semoga anda akan menikmati manisnya kelak..ketika pengalaman-pengalaman telah menempa anda hingga anda menjadi seorang guru profesional….

Berikut ini adalah kelas microteaching angkatan 2009 pada 14 Maret 2012 kemarin..Terima kasih pada adik-adik SMA 3 dan SMA MTA…anda telah mengalirkan adrenalin para calon guru kami….