egiatan Pre-Service Student Teacher Exchange (PPL Internasional) yang saya ikuti di Filipina, tepatnya di Saint Louis University pada tanggal 7 Agustus 2017- 5 September 2017 terbagi menjadi 3 tahapan pelaksanaan. Tahapan pertama merupakan tahapan orientasi yang dilakukan di minggu pertama. Tahap orientasi merupakan tahapan dimana saya dikenalkan budaya Filipina, struktur Saint Louis University, tata ruang kota Baguio, letak kampus yang terbagi menjadi 4 bangunan yang terpisah cukup jauh, serta pelaksanaan observasi di dalam kelas.
Tahapan kedua merupakan tahapan pengajaran dimana saya mengajar di 4 kelas 9. Saya mengajar mata pelajaran sains. Sistem pendidikan di Filipina tidak membagi pelajaran sains menjadi mata pelajaran tersendiri seperti Biologi, Fisika, dan Kimia, namun pembagian pemblajaran sains dilakukan dengan membagi masing masing topik dalam 1 quarter yaitu ¼ waktu semester untuk masing masing subjek sains. Terkhusus untuk pemblajaran sains, SLU-LHS mewajibkan untuk setiap guru mengajarkanya dalam Bahasa Inggris. Tahap pengajaran saya, saya lakukan selama 2 minggu setelah tahap orientasi.
Tahapan akhir yang saya jalani selama Pre-Service Student Teacher Exchange adalah kegiatan penutupan serta pengenalan budaya (cultural exposure). Kegiatan penutupan dilakukan dengan makan siang bersama dengan wakil kepala sekolah SLU-LHS serta makan malam dengan Wakil Dekan SLU dan Ka-Prodi Pendidikan SLU. Kegiatan Pengenalan budaya merupakan kegiatan yang paling menyenangkan karna berisi wisata budaya di Filipina. Selama pengenalan budaya saya mengunjungi berbagai destinasi wisata kota Baguio, La Trinidad, dan Bataan. Wisata kota Baguio yang saya kunjungi cukup banyak yaitu Burnham park, Gereja Katedral Baguio, old diplomat hotel, 10 perintah Tuhan terbesar di dunia, Our Lady Grotto, tempat persinggahan presiden, Baguio bell church, kampung budaya Tam-awan dan masih banyak lagi. Sedangkan di La Trinidad saya berkesempatan untuk mencicipi strawberry tahok dan olahan strawberry lainya langsung di kebun strawberry terbesar di Pulau Luzon. Di Bataan saya berkesempatan untuk mencicipi hidangan tradisional Filipina yang bernama bibingka yang berbentuk seperti wajik dengan smoked caramel serta mengunjungi museum penjajahan Jepang di Filipina sebelum akhirnya harus kembali ke Indonesia.
Hasil yang saya capai dari mengikuti program Pre-Service Student Teacher Exchange adalah pengalaman dan wawasan saya tentang bagaimana menjadi seorang guru yang baik dan profesional serta meningkatkan kemampuan mengajar saya dalam bidang Biologi dengan menggunakan bahasa Inggris dan dalam budaya yang kontras dengan budaya yang selama ini saya praktekan menjadi meningkat. Saya sangat berterimakasih kepada UNS terkhususnya pendidikan biologi UNS yang telah mempercayai dan memilih saya sebagai perwakilan dari Pendidikan Biologi untuk mengikuti program Pre-Service Student Teacher Exchange ASEAN.

Slide4

Slide3

Slide2

Slide5